Halaman

Selasa, 24 Desember 2013

"PERINTAH MENUNTUT ILMU"

“Diriwayatkan dari Ibrahim, dari Alqamah, dari Abdullah bin Mas’ud r.a dia berkata bahwa Rasulullah Saw. Bersabda, ‘Barangsiapa yang belajar satu bab ilmu yang bermanfaat baginya diakhirat dan dunianya, maka Allah Swt. Memberikan kebaikan kepadanya, (sebanyak pahala) selama tujuh ribu tahun usia dunia yang digunakan untuk berpuasa di siang harinya dan shalat tahajjud di waktu malam, dalam keadaan diterima dan tidak ditolak.”
Ibrahim juga meriwayatkan dari Alqamah, dari Abdullah r.a dia berkata bahwa Rasulullah saw. Bersabda: “Membaca Al Quran merupakan perbuatan orang-orang yang merasa cukup. Shalat adalah amal perbuatan orang-orang yang merasa lemah. Puasa adalah amal perbuatan orang-orang fakir. Membaca tasbih adalah perbuatan para wanita. Sedekah adalah amal perbuatan orang-orang yang dermawan. Bertafakur adalah amal perbuatan orang-orang yang lemah. Sudikah kalian aku beritahukan mengenai amal perbuatan para pahlawan?” Para sahabat bertanya: “Wahai Rasulullah, apakah amal perbuatan para pahlawan itu?”
Rasulullah Saw. Menjawab: “Yaitu, mencari ilmu, karena sesungguhnya ilmu itu adalah cahaya orang mukmin di dunia dan akhirat.”
Rasulullah Saw. Bersabda: “Aku adalah kota (gudang) ilmu, sedangkan Ali adalah pintu masuknya.”

“ ILMU LEBIH UTAMA DARI PADA HARTA” ( Kisah Ali r.a)

Ketika kaum Khawarij mendengar sabda Rasulullah Saw. Tersebut, timbulah rasa hasud, dan dengki pada Ali r.a Akhirnya sepuluh orang pembesar di antara mereka berkumpul membuat konspirasi persekongkolan. Mereka sepakat, bahwa masing-masing dari mereka untuk menanyakan satu masalah kepada Ali r.a Kita lihat bagaimana Ali Menjawab pertanyaan yang kita ajukan kepadanya mengenai masalah yang sama. Jika dia menjawab masing-masing dari pertanyaan kita dengan jawaban yang lain. Maka kita mengetahui bahwa dia memang berilmu tinggi, sebagaimana yang disabdakan Rasulullah Saw.

Salah seorang dari mereka datang dan mengawali pertanyaan kepada Ali: “Hai Ali, Manakah yang lebih utama, ilmu ataukah harta?” Ali r.a menjawab: “ Ilmu lebih utama dari harta.” “Apa alas an dan argumentasi Anda?” tanyanya lagi. “ Ilmu adalah warisan para nabi. Sedangkan harta adalah warisan Qarun, Fir’aun dan lain sebagainya.” Jawab Ali r.a. setelah mendapatkan jawaban dari Ali, orang pertama yang bertanya itu langsung pergi.

Lalu orang yang kedua datang dan bertanya kepada Ali r.a seperti yang ditanyakan oleh penanya yang pertama. Maka Ali r.a menjawab: “Ilmu lebih utama dari pada harta.” “Apa alasan dan argumentasi anda dengan jawaban itu?” tanyanya lagi. Dengan kecerdasan dan kepandaiannya Ali r.a menjawab: “Ilmu akan menjaga dan melindungi Anda, sementara harta justru kamu yang menjaganya.” Orang yang kedua inipun langsung pergi, setelah mengantongi jawaban yang sangat rasional dari Ali r.a.

Kemudian orang yang ketiga menyusul datang dan bertanya kepada Ali seperti pertanyaan yang diajukan orang pertama dan orang kedua. Maka Ali r.a menjawab: “Ilmu lebih utama dari harta.” “Apa alas an dan argumentasi Anda dengan jawaban itu?” tanyanya lagi. Ali r.a menjawab: “Pemilik harta mempunyai banyak musuh. Sementara pemilik ilmu mempunyai banyak teman.” Setelah mendengar jawaban Ali, orang yang ketiga inipun langsung ngelonyor pergi.

Selanjutnya, datanglah orang yang keempat dan bertanya kepada Ali, seperti pertanyaan yang telah diajukan oleh teman-temannya Ali r.a menjawab: “Ilmu lebih utama dari pada harta.” Ketika orang ini bertanya mengenai alasannya. Ali r.a menjawab: “Jika kamu membalanjakan atau menggunakan harta, maka harta itu akan berkurang. Tetapi jika kamu mempergunakan ilmu, maka ilmu itu akan semakin bertambah.” Orang keempat inipun langsung pergi dengan mengantongi jawaban dari Ali yang masuk akal.

Giliran orang kelima yang datang dan bertanya, sebagaimana pertanyaan yang terdahulu. Maka Ali r.a menjawab. “Ilmu lebih utama dari pada harta.” “Apa alasan dan argumentasinya?”tanyanya lagi, Ali r.a menjawab: “Pemilik harta mendapatkan julukan bakhil dan kikir. Sementara pemilik ilmu mendapatkan predikat panggilan sebagai orang yang mulia dan terhormat. Lalu orang yang kelima ini pergi dengan jawaban Ali r.a.

Orang yang keenam datang dan bertanya kepada Ali sebagaimana pertanyaan tersebut. Ali menjawab: “ Ilmu lebih utama dari pada harta.” “Apa alasan dan argumentasinya.” Tanya orang ini lagi. Ali r.a menjawab: “Harta perlu penjaga dari pencurian. Sedangkan ilmu tidak perlu penjaga dari pencurian.” Maka orang ini kembali dengan jawaban tersebut.

Orang yang ketujuh datang dan bertanya mengenai hal tersebut. Ali r.a menjawab: “Ilmu lebih utama dari pada harta. Karena pemilik harta akan dihisab pada hari kiamat. Sedangkan pemilik ilmu akan disyafa’ati pada hari kiamat.” Dengan mengantongi jawaban Ali, ia langsung pergi.

Pada Penanya kedelapan Ali menjawab: “Ilmu lebih utama daripada harta. Karena harta akan rusak seiring perjalanan waktu dan bila dibiarkan dalam waktu yang lama. Sementara ilmu tidak akan rusak dan binasa.” Maka dia pergi dengan jawaban ini.

Giliran orang yang kesembilan datang dan bertanya kepada Ali: “Manakah yang lebih utama Ilmu ataukah Harta?” Ali r.a menjawab: “Ilmu lebih utama dari pada harta.” Dia bertanya lagi. “Apa alasan dan argumentasinya?” Ali r.a menjawab: “Harta bisa membuat hati keras membeku dan membatu. Sedangkan ilmu sebagai pelita penerang cahaya hati.” Lalu dia pergi dengan jawaban ini.

Giliran orang yang kesepuluh datang dan bertanya kepada Ali: “Manakah yang lebih utama ilmu ataukah harta?” Ali r.a menjawab: “Ilmu lebih utama dari pada harta.” Dia bertanya lagi: “Apa alasan dan argumentasinya?” Ali r.a menjawab: “Pemilik harta mendapatkan predikat sebagai orang materialisme dan pemuja harta. Sementara pemilik ilmu mendapatkan predikat sebagai penghamba dan pemuja Tuhan.”

Selanjutnya, Ali berkata: “Seandainya mereka masih bertanya lagi dalam masalah ini , tentu aku akan menjawabnya dengan jawaban lain, selama aku masih hidup.” Akhirnya mereka mengakui ketinggian dan keluasan ilmu Ali r.a sebagaimana sabda Nabi Saw. Lalu mereka semua datang , menyerah dan masuk Islam.

Sumber : Dari Buku Mutiara Kisah Teladan Dibalik Hadis Nabi ( AS SYEKH MUHAMMAD BIN ABU BAKAR)

Bila Ada kesalahan dalam penulisan saya Mohon maaf dan Berilah Komentar. :D